Assalamu'alaikum wr. wb " Kami Pengurus mengajak kepada bapak/ibu/saudara donatur/pembaca blogpanti yang ingin berinvestasi akhirat utk pembebasan tanah panti permeter : 250.000.yang masih kurang 35 juta.jika berminat hbg bendahara Hj,sri Murtini :081328838320/0274 773720/774230/langsung transfer ke no.rekening panti BRI cab.wates no.0152.01.003706-50-5 Cq H.Anwarudin. semoga menjadi sebab-sebab kemudahan dan khusnulkhotimah

Selasa, 30 November 2010

Keutamaan Sedekah

Sedekah adalah memberikan kebaikan kepada diri sendiri atau kepada orang lain. Dengan demikian shodaqoh maknanya luas mencakup seluruh kebaikan, berupa perkataan atau perbuatan.

Dari Abu Dzar rodhiallohu ‘anhu dia berkata: Ada sekelompok sahabat Rasulullah melapor, “Wahai Rasulullah orang-orang kaya telah memborong pahala. Mereka sholat sebagaimana kami sholat, mereka berpuasa sebagaimana kami puasa, namun mereka dapat bersedekah dengan kelebihan hartanya.” Beliau bersabda, “Bukankah Alloh telah menjadikan bagi kalian apa-apa yang dapat kalian sedekahkan? Sesungguhnya pada setiap tasbih ada sedekah, pada setiap tahmid ada sedekah dan pada setiap tahlil ada sedekah, menyuruh kebaikan adalah sedekah, melarang kemungkaran adalah sedekah, dan mendatangi istrimu juga sedekah.” Mereka bertanya. “Wahai Rasulullah, apakah jika seseorang memenuhi kebutuhan syahwatnya itu pun mendatangkan pahala?” Beliau bersabda, “Apa pendapatmu, bila ia menempatkan pada tempat yang haram, bukankah ia berdosa? Demikian pula bila ia menempatkan pada tempat yang halal, ia akan mendapatkan pahala.” (HR. Muslim)

Pemberian itu merangkumi sedekah dan hadiah. Jika pemberian itu dimaksudkan sebagai satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah, maka ia dinamakan sedekah, tetapi jika ia dimaksudkan sebagai satu penghargaan, sanjungan dan tanda kasih maka ia dinamakan hadiah.

Bersedekah adalah di antara amalan sunat yang dianjurkan dan digalakkan. Anjuran ini tidaklah hanya ditujukan kepada orang-orang kaya, malahan orang-orang yang berpendapatan rendahpun dianjurkan menurut kadar kemampuan masing-masing.

Nabi Sallallahu `alaihi wasallam bersabda :

"Tangan yang di atas (orang memberi) itu lebih baik daripada tangan yang di bawah (yang menerima)

Mungkin akan timbul persoalan, kepada siapakah orang yang lebih utama diberi sedekah? Walaupun tidak ramai yang mempersoalkan perkara ini tetapi ia penting untuk diketahui.

Kalau berdasarkan firman Allah Surah al-Balad ayat 15, orang yang terlebih utama diberi sedekah ialah anak yatim dan kaum kerabat. Menurut hadis riwayat Bukhari pula orang yang lebih berhak diberi sedekah ialah suami dan anak. Setelah itu barulah bersedekah kepada orang-orang yang salih yang berbuat kebajikan dan yang mempunyai maruah yang baik.

Di antara kelebihan sedekah itu ialah sebagaimana Firman Allah:

"Dan apa jua harta yang halal yang kamu belanjakan (pada jalan Allah) maka (faedah dan pahalanya) adalah untuk diri kamu sendiri. Dan kamu pula tidaklah mendermakan sesuatu melainkan kerana menuntut keredhaan Allah. Dan apa jua yang kamu dermakan daripada harta yang halal, akan disempurnakan (balasan pahalanya) kepada kamu, dan (balasan baik) kamu (itu pula) tidak dikurangkan.

(Surah Al-Baqarah: 272)

Nabi Sallallahu `alaihi wasallam pula bersabda :

"Siapa yang sanggup mendinding dirinya daripada api neraka walaupun dengan (bersedekah) sebelah buah kurma, maka hendaklah dia lakukan."

(Hadis riwayat Muslim)

Dalam sebuah hadis yang lain daripada Anas Radhiallahu ‘anhu Nabi Sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bermaksud: "Bersedekahlah kamu, sesungguhnya bersedekah itu melepaskan kamu daripada Jahannam."

Begitulah betapa besarnya kelebihan yang akan diperolehi oleh orang-orang yang bersedekah Walau bagaimanapun sedekah yang tersembunyi itu adalah lebih baik dan lebih utama daripada sedekah yag dilakukan secara terang-terangan. Ia lebih dekat kepada keikhlasan yang merupakan roh segala amalan dan ia lebih jauh daripada perasaan ria yang merosakkan amalan.

Firman Allah: Dalam Surah al-Baqarah ayat 271.

"Kalau kamu zahirkan sedekah-sedekah itu (secara terang), maka yang demikian adalah baik (kerana menjadi contoh yang baik). Dan kalau pula kamu sembunyikan sedekah-sedekah itu serta kamu berikan kepda orang-orang fakir miskin, maka itu adalah lebih baik bagi kamu."

Inilah salah satu amalan yang baik untuk dilakukan. Ia bukan saja salah satu cara untuk mengeratkan silaturrahim, malahan akan dapat meringankan beban anggota masyarakat yang berhajat dan memerlukan bantuan.

Sedekahkan sebagian harta kita untuk membantu sesama umat manusia yang membutuhkan, hanya dengan niat karena Allah semata jangan sampai kita bersedekah dengan tujuan supaya dapat pujian dari orang lain.

Kalau kita berniat untuk mendapat pujian dari orang lain, maka amal kita akan sia-sia saja, Allah tidak akan pernah menerima amal seseorang yang dilakukannya tidak semata-mata hanya karena Diri-Nya,

Ini ada sebuah kisah pendek tentang Keutamaan Sedekah, semoga kisah ini bisa menggugah hati kita, supaya selalu mensedekahkan sebagian harta kita di jalan-Nya, untuk membantu sesama saudara kita.



Keutamaan Sedekah / Shodaqoh



Malam itu, bulan bersinar terang di langit. Bintang-bintang bertaburan. Subhanallah, alangkah indahnya. Seorang lelaki bernama Karim keluar dari rumahnya. Dulu, Karim dikenal gemar melakukan perbuatan yang di larang agama. Namun, kini dia telah insaf dan bertobat. Sekarang, dia rajin shalat berjamaah di masjid. Dia juga tidak merasa malu untik ikut mengaji dan belajar membaca Al-Quran, bersama anak-anak yang lebih muda usianya.

Malam itu, setelah mendengar penjelasan dari imam masjid tentang keutamaan shadaqah atau sedekah, hati Karin tergerak. Imam masjid menjelaskan, jika seseorang memiliki uang seribu dirham dan ia menyedekahkan tiga ratus dirham, maka yang tiga puluh dirham itulah yang akan kekal dan dapat dinikmati di akhirat. Sedangkan yang tiga ratus dirham tidak mebuahkan apa-apa. Bahkan, uang tiga puluh dirham yang disedekahkan, akan dilipatgandakan oleh Allah sebanyak tujuh ratus kali.sedekah juga membuat harta dan rezeki yang ada,menjadi penuh berkah.

Selam ini, Karim di kenal kaya dan kikir. Namun, sejak insaf dan tobat, dia telah berniat akan mengorbankansegala yang dimilikinya untuk memperoleh ridho Allah SWT. Sebagian hartanya telah dia rencanakan untuk disedekahkan dan diinfakkan di jalan Allah SWT.

Dia mengarahkan langkahnya menuju ke suatu rumah. Dia telah menyiapkan kantong berisi seratus dirham untuk disedekahkan. Begitu sampai di rumah yang ditujunya, dia mengetuk pintu. Seseorang lelaki berkumis tebal muncul dari dalam rumah. Setelah mengucapkan salam, dia memberikan kantong itu pada pemilik rumah, lalu mohon pamit. Kejadian itu ternyata di ketahui oleh bebrapa orang pendudukdaerah itu.

Pagi harinya,orang-orang dipasar ramai membicarakan apa yang di lakukan Karim tadi malam.

Dua orang yang melihat Karim bersedekah berkata dengan nada mengejek, “Dasar orang tidak tahu agama, sedekah saja keliru, masak sedekah kok kepada seorang pencuri. Kalau mau sedekah itu, ya harusnya pada orang yang baik-baik!”

Obrolan orang di pasar itu sampai juga ke telinga Karim, ia hanya berkata dalam hati, “Alhamdulillah, telah bersedekah kepada pencuri!”

Hari berikutnya, ketikamalam tiba, dia kembali ke luar rumah. Dia ingin kembali bersedekah. Sama seperti malam sebelumnya, dia menyeiapkan uang searatus dirham. Kali ini, dia memilih sebuah rumahdi pinggir kota. Dia mengetuk rumah itu. Seorang wanita membuka pintu. Dia langsung menyerahkan sedekahnya pada perempuan itu lalu pulang.

Pagi harinya, pasar kembali rebut. Ternyata, ada orang yang mengetahui perbuatanya tadi malam.

Orang itu bercerita sinis, “Memang, Karim itu tidak jelas, Rajin pergi ke masjid, tetapi memberi sedekah saja masih salah. Kemarin malam, dia memberi sedekah kepada seorang pencuri.Lha, tadi malam, dia memberi sedekah kepada seorang pelacur.

Mlam harinya, Karim kembali keluar rumah untuk sedekah. Dia memiih rumah yang ada di sekitar pasar. Setelah mengantarkan sedekahnya, dia pulang. Kali ini Karim berharap, dia tidak keliru memberikan sedekahnya.

Pagi harinya, pasar lebih rebut dari sebelumnya.

Seorang penjual daging berkata, “nggak tahulah! Karim itu memang aneh. Mau sedekah kok pada ornag kaya. Padahal, orang yang miskin dan memerlukanang untuk makan, masih banyak dan ada di mana-mana!”

Ternyata, rumah yang didatangin Karim dan di beri sedekah tadi malam adalah orang kaya.

Mendengar berita dan omongan yang ada di pasar tentang kekelirannya memberikan sedekahia berkata, “Alhamdulillah, telah sedekah kepada pencuri, pelacur, dan orang kaya!”

Malam harinya, ia sholat tahjud, lalu bermimpi.

Dalam tidurnya dia bermimpi didatangin oleh seseorang yang memberi kabar kepadanya, “Sedekahmu kapada pencuri, membuat pencuri itu insaf, sehingga dia kini dia tidak mencuri lagi. Sedekahmu kepada pelacur, membuat wanita itu tobat dan tidak berzina lagi, dan sedekahmu kepada orang kaya, menjadikan orang kaya itu sadar dan merasa malu. Kini, orqang kaya yang pelit itu mau mengeluarkan zakat dan infak. Sedekahmu yang ihlas itu diridhoi Allah SWT.

Setelah itu, Karim semakin khusyuk beribadah dan banyak mengerjakan kabajikan. Dia sadar bahwa yang paling penting dalam ibadah adalah niat karena Allah. Bukan sekedar mengikuti perkataan orang banyak. Hanya Allah-lah yang berhak menilai, diterima atau tidaknya amal ibadah seseorang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar